MAKALAH
OSEANOLOGI PENDAHULUAN
“NEKTON”
OSEANOLOGI
PENDAHULUAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai
dari yang berupa jasad-jasad hidup bersel satu, yang sangat
kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar seperti
ikan paus yang panjangnya lebih dari sepuluh meter. Meskipun dilaut terdapat
kehidupan yang beraneka ragam, tetapi lazimnya biota laut hanya dikelompokkan
kedalam tiga kategori utama, yakni plankton, nekton dan bentos. Pengelompokkan
ini tidak ada kaitannya dengan jenis menurut klasifikasi ilmiah, ukuran
atau apakah mereka temasuk tumbuh-tumbuhan atau hewan, tetapi hanya didasarkan
kepada kebiasaan hidup mereka secara umum, seperti gerak berjalan,
pola hidup dan sebaran menurut ekologi.
Nekton merupakan salah satu
kedalam ketiga kelompok tersebut. Nekton merupakan organisme yang hidupnya
bergerak sendiri kesana-kemari. Kelompok hewan yang termasuk nekton sangat
beragam adanya. Adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya berbeda
dengan jenis organism yang lainnya. Jumlah dan keanekaragaman jenis biota
yang hidup dilaut sangat menakjubkan.meski banyak yang telah diketahui tapi
masih banyak pula ilmuwan menemukan jenis – jenis baru dalam laut. terutama di
pulau – pulau kecil yang belum terjamah oleh manusia. Dilaut terdapat makhluk
dari yang berupa jasad renik sampai yang berukuran sangat besar.
Kita disini perlu juga mengetahui
beberapa jenis hewan laut yang berada dalam wilayah dan kedalaman tertentu serta bagaimana pola
hidupnya baik itu habitatnya, klasifikasinya, jenisnya, maupun pola perkembang
biakannya. Hal ini diperlukan selain agar kita memiliki pengetahuan yang lebih
luas tentang kehidupan dilaut, juga dapat memacu kita agar menjaga ekosistem
laut dengan baik karena pada dasarnya semua yang ada dilaut merupakan system
yang kompleks dan sulit untuk dipisahkan. Jadi ketika salah satu komponen
ekosistem rusak atau hilang maka siklus dalam ekosistem akan terputus dan
berantakan. Jadi cintailah laut dengan cara yang baik agar pemanfaatan laut
baik komponen didalamnya dapat lebih optimal. Dengan dasar ingin mengetahui lebih lanjut
kehidupan nekton di laut maka makalah ini disusun.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dari Nekton ?
2.
Apa
karakteristik dari Nekton ?
3.
Apa
komposisi dari Nekton ?
4.
Apa
saja klasifikasi dari Nekton ?
5.
Apa
peranan Nekton di laut ?
6.
Faktor-faktor
apa yang mempengaruhi adaptasi Nekton ?
C. Tujuan
Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Nekton.
2. Untuk mengetahui karakteristik dari
nekton.
3. Untuk mengetahui komposisi dari
Nekton.
4. Untuk mengetahui klasifikasi dari
Nekton.
5. Untuk mengetahui peranan nekton.
6. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi adaptasi nekton.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang
tinggal di dalam kolom air, baik di perairan
tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890
yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang. yang meliputi
(biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid locomotion,
locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology. Orangnya disebut Nektologist.
Hewan-hewan perenang di laut sudah lama
menjadi perhatian manusia karena nilai ekonominya yang besar dan menjadi sumber
makanan. Kelompok ini kurang beraneka-ragam dibandingkan dengan dua kelompok
lain, yakni plankton dan bentos. Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat
bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan bertulang rawan,
ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang
kesemuannya termasuk Vertebrata.Sotong dan cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga
termasuk nekton. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada
tumnuh-tumbuhan yang tergolong nekton.
Berbeda dengan plankton nekton terdiri
dari organisme yang mempunyai kemampuan untuk bergerak
sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang
disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya
sendiri. Salah satu karateristik nekton adalah kemampuan bergerak dengan
cepat (capability of fast motion). Nekton mempunyai panjang dari beberapa
centimeters sampai 30 meter. Jadi dapat disimpulkan bahwa Nekton adalah
hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan-ikan
laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain.
Makanan nekton umumnya berupa plankton. Nekton
merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk
perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan
dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah
mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.
B. Karakteristik Nekton
Karakteristik dari nekton yaitu :
1.
Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan
keinginan sendiri.
2.
Organisme konsumer di daerah pelagik, aktif berenang
umumnya invertebrata.
3.
Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton
(invertebrata : 1 tahun, ikan : 5 – 10 tahun).
4.
Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan
tuna migrasi dari feedingground ke breeding ground (ribuan kilometer)
C. Komposisi Nekton
Nekton bahari terdiri dari
berbagai ikan bertulang belakang seperti cucut dan pari serta sejumlah kecil
mamalia seperti reptil dan burung laut. Invertebrata yang dapat digolongkan
nekton hanyalah jenis moluska sepalopoda. Beberapa kelompok ikan yang berbeda
dijumpai dalam golongan nekton.
Pertama, ikan yang menghabiskan seluruh
waktunya di daerah epipelagik. Ikan ini disebut holopipelagik mencangkup
ikan-ikan hiu tertentu (cucut martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan
ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
Ikan ini biasanya menghabiskan telur yang mengapung dan larva epipelagik.
Jumlahnya sangat berlimpah di permukaan perairan tropik dan
subtropik.
Kelompok kedua ikan bahari dinamakan
meroepipelagik. Ikan ini hanya menghabiskan sebagian dari hidupnya di daerah
epipelagik. Kelompok ini lebih beragam dan mencakup ikan menghabiskan masa
dewasanya di epipelagik tetapi mememijah di perairan pantai (Haring,
geger lintang jinak, dolphin, kacang-kacang) atau diperairan tawar
(salem). Ada juga jenis lain yang memasuki daerah epipelagik hanya pada
waktu-waktu tertentu. Seperti ikan-ikan perairan-dalam semacam ikan lentera
yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan. Kebanyakan
ikan menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik , tetapi masa dewasanya di
daerah lain. Bentuk juvenil memegang peranan tetap dalam fauna epipelagik,
tetapi disebut meroplankton, karena kemampuannya geraknya terbatas. Kelompok
terbesar kedua dari nekton bahari adalah mamalia laut.
Mamalia laut nekton mencangkup ikan
paus (ordo Cetacea), anjing laut dan singa laut (ordo Pinnipeda). Terdapat juga
mamalia bahari lain, seperti manatee dan duyung (ordo Sirenia), serta
berang-berang (ordocarnivora). Tetapi hewan-hewan ini tidak pelagik karena
mereka menghuni perairan pantai sepanjang waktu. Mereka juga tidak akan dibahas
dalam bab ini.
Reptil nekton hampir semuanya merupakan
penyu dan ular laut. Iguana bahari terdapat di kepulauan Galapagos, dan buaya
air asin mendiami banyak daerah Kepulauan Indo-Pasifik. Tetapi hewan-hewan ini
juga merupakan hewan litoral yang hanya sekali-kali pergi menjauhi daratan.
Reptil bahari jauh lebih umum dan
beragam dibandingkan sekarang. Pada waktu itu, plesiosaurus besar,
iktiosaurus, dan mosasaurus menjelajahi lautan-lautan hangat.
Secara teknik, kebanyakan burung-burung
laut tidaklah nektonik, karena mereka terbangdi atas laut lepas dan bukan
menembusnya. Tetapi mereka juga termasuk dalam ekonomi perairan ini dapat
di bahas di sini. Mungkin satu-satunya kelompok burung yang
benar-benar nektonik adalah penguin yang tidak dapat terbang dan terdapat
di bagian bumi selatan. Tetapi cormorant dan burung laut yang lain, menyelam
untuk mencari makan dan menghabiskan banyak waktunya sebagai perenang.
D. Klasifikasi Nekton
Nekton (hewan) laut sebagian besar
terdiri dari tiga kelas :
1. Vertebrata, bentuk
kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau tulang
rawan.
2. Moluska, merupakan hewan
seperti cumi-cumi dan kerang.
3. Crustacea, adalah hewan
seperti lobster dan kepiting.
Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda
dijumpai dalam kelompok nekton :
1.
Holoepipelagik
Holoepipelagik merupakan kelompok ikan
yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup
ikan-ikan hiu tertentu ( cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan
ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
2.
Meroepilagik
Meroepipelagik merupakan kelompok ikan
yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik
dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :
a) Organisme yang
menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelopok ini beragam
dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah
di daerah pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak, dolpin,
kacang-kacang.
b) Organisme yang
hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan
perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam
hari untuk mencari makan.
c) Organisme yang
menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah
lain. Contohnya : juvenile.
E. Peranan Nekton di Laut
Organisme nekton
di laut menduduki posisi dalam rantai makanan yang cukup penting, dengan jumlah
indidvidu dan komposisi jenis yang sangat banyak menyebabkan nekton berperan
penting dalam ekonomi dan ekologi samudra. Sebagai jembatan penghubung antara
kelompok herbivora dan kelompok trofik selanjutnya, nekton berada pada posisi
yang strategis dalam rantai makanan.
Sifata khas rantai makanan mempunyai
pengaruh yang penting dalam menentukan jumlah produksi ikan dibeberapa wilayah.
Sebagai contoh secara ekonomis produksi ikan dibeberapa wilayah dimana terjadi
proses upwelling menunjukkan hasil
yang melimpah jika dibandingkan dengan bagian lautan yang lain. Hal ini
disebabkan karena hasil produksi primer yang tinggi oleh banyaknya
fitoplankton, di daerah upwelling ini
terjadi perpindahan bahan yang cepat dari satu level tropic ke level tropic
berikutnya.
Pada wilayah dimana terjadi
upwelling, komposisi rantai tropic dalam rantai makanan umumnya sedikit
sehingga jarak antara fitoplankton dengan ikan hanya dua atau tiga tropic
level, sehingga makin pendek rantai makanan akan menghasilkan produksi ikan
yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka dapat menghindari
kehilangan bahan-bahan organic yang seharusnya dapat digunakan untuk kelompok
tropic yang ada, akibatnya makin besar jumlah bahan yang dihasilkan dari
produksi fitoplankton menjadi terikat dalam tubuh kelompok tropic selanjutnya
yakni ikan.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi Nekton.
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi
adaptasi nekton :
1. Salinitas/kadar
garam perairan
Masing-masing perairan memiliki
salinitas yang berbeda,seperti di air tawar salinitasnya adalah 0,06%
sedangkan air laut salinitasnya 3,5 %. Salinitas akan
mempengaruhi perbedaan tebal-tipisnya lapisan kulit, tingkah laku, susunan atau
fungsi organ tubuh organisme perairan.
2. Kedalaman air
Semakin dalam
suatu perairan maka semakin besar/tinggi pula tekanan yang terjadi. Kedalaman
air juga dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang diperoleh individu. Semakin
dalam maka semakin sedikit cahaya yang diperoleh.
3. Intensitas
cahaya
Semakin keruh dan dalam suatu perairan
maka intensitas cahaya yang masuk semakin sedikit/rendah sehingga mempengaruhi
suhu air dan aderajat fotosintesis.
4. Kadar Oksigen
Daerah permukaan
kadar oksigen lebih banyak dibandingkan dengan daerah di bawahnya. Semakin
keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah.
Ada beberapa adaptasi nekton dalam
ekosistem di laut diantaranya yaitu :
1) Daya Apung
Mungkin adaptasi yang paling jelas pada
hewan nekton adalah kemampuannya melayang dan
bergerak dengan kecepatan tinggi dalam air. Hal tulah yang diperhatikan karena
merupakan ciri khas hewan nekton. Daya apung merupakan hal yang utama
diperlukan untuk hidup di epipelagik. Ini berlaku juga bagi plankton, seperti
yang telah diketahui.
Kebanyakan hewan nekton mempunyai
kerapatan yang hampir sama dengan air laut. Walupun jaringan-jaringan hidup
biasanya lebih rapat dari pada air laut, tetapi ternyata hewan besar ini
mempunyai daya apung secara alamiah, karena ada bagian tubuhnya yang mempunyai
kerapatan lebih rendah yang dapat mengimbangi tingginya kerapatan kebanyakan
jaringan.
Kebanyakan ikan mempunyai gas atau
gelembung renang dalam tubuhnya. Struktur yang mengisi sekitar 5-10 persen dari
volume tubuhnya ini berfungsi mengimbangi daging yang lebih padat sehingga
menyebabkan daya apung menjadi netral. Kebanyakan ikan dapat
mengatur jumlah gas dalam gelembung renangnya dan mengubah tingkat
apungnya.
Diketahui dua macam gelembung gas :
fisostoma di mana ada saluran terbuka antara gelembung gas dan esophagus, dan
fisoklis tidak terdapat saluran.
Ikan-ikan fisostoma memasukkan dan
mengeluarkan gas dari gelembung melalui saluran dengan cara mengisap udara dari
permukaan. Tetapi pengisian gelembung gas biasanya melalui kelenjar gas dan
sistem rete mirabile adalah sekumpulan pembuluh-pembuluh darah kecil yang
bercabang dari pembuluh darah besar. Ikan-ikan fisoklis juga mensekresi
gas ke dalam gelembung renang melalui kelenjar gas dan sistem rete mirabile,
tetapi untuk membuang gaharus melalui organ khusus yang dapat mengabsorpsi gas
yang dinamakan oval.
Pada ikan perenang cepat (Sarda,
Scomber) yang juga bergerak secara vertikal pada badanair, gelembung gas tidak
dapat cukup cepat disesuaikan untuk mengimbangi perubahan tekanandan mencapai
daya apung netral. Bahwa Ikan-ikan tercepat cendrung tidak memiliki
gelembung gas dan mencapai daya apung dengan cara lain.
Rongga-rongga berisi gas dalam bentuk
paru-paru juga membantu tercapainya daya apung netral untuk semua hewan
nektonik yang bernafas dari udara. Beberapa mamalia air mempunyai kantung udara
tambahan. Dalam kasus ini, mereka dapat mengatur daya apungnya melalui sejumlah
udara yang terkandung di dalam paru-parunya.
Mekanisme lain untuk mencapai daya apung
netral adalah dengan mengganti ion kimia berat dalam cairan tubuh dengan yang
lebih ringan. Hal ini kita dapatkan juga pada plankton. Satu-satunya hewan
nektonik yang mengalami hal ini adalah cumi-cumi. Cumi-cumi cendrung mempunyai
rongga tubuh di mana ion natrium yang berat digantikan dengan ammonium yang
lebih ringan. Akibatnya, kerapatan cairan tubuh akan lebih kecil dari pada
kerapatan air laut pada volume yang sama.
Walaupun ini merupakan mekanisme yang
banyak terdapat pada plankton,tetapi jarang terdapat pada nekton, sebab supaya
efektif, jumlah cairan dengan kadar ammonium tinggi haruslah banyak. Rongga
yang besar dan berisi air memberikan bentuk bulat-gemuk bagi hewan dan akan
mengurangi rongga mantel, sehingga jelas mengurangi kemampuan bergerak cepat.
Peningkatan daya apung dengan mengurangi
jumlah tulang atau bagian yang keras lainnya bukan merupakan pilihan yang
baik bagi hewan ini, karena kerangka yang kuat dan kaku diperlukan agar sistem
otot bekerja dengan efektif sehingga hewan dapat bergerak di dalam air. Ini
merupakan perbedaan yang nyata dengan plankton.
Mekanisme lain untuk meningkatkan daya
apung adalah dengan menyimpan lipida (lemak atau minyak) di dalam tubuh.
Kerapatan lipida lebih kecil dari pada kerapatan air laut sehingga dapat turut
mengatur daya apung. Jumlah lipida yang besar banyak terdapat dalam ikan
nektonik, terutama yang tidak mempunyai gelembung renang seperti ikan hiu,
mackerel (Scomber), ikan biru (Pomatomus), dan bonito (Sarda). Agaknya
lipida, paling tidak sebagian, menggantikan fungsi gelembung renang.
Lipida dapat di
simpan pada berbagai bagian tubuh seperti otot, organinternal, rongga tubuh,
atau terpusat pada satu organ. Contohnya pada ikan hiu pelagik, lipida
terkumpul pada hati yang ukurannya bertambah besar. Pada banyak spesies ikan
hiu, pembentukan lemak dalam hati merupakan proses dalam perkembangannya.
Jadi beberapa ikan hiu muda yang pada awalnya tidak mempunyai daya apung,
lambat laun dalam pertumbuhannya mempunyai daya apung netral atau positif,
sementara lemak menumpuk dihatinya. Pada mamalia bahari, lipida biasanya
terdapat sebagai lapisan lemak tepat di bawah kulitnya. Fungsinya bukan saja
untuk menjaga daya apung, tetapi juga sebagai isolasi untuk mencegah kehilangan
panas.
Selain usaha statik dalam mencapai atau
menambah daya apung ini, beberapa hewan nektonik tertentu juga menunjukan
mekanisme hidrodinamik untuk menghasilkan daya apung tambahan selama
pergerakan. Mungkin yang paling umum adalah membentuk formasi
untuk mengangkat permukaan bagian anterior yang biasanya dilakukan oleh
sirip dada atau flipper,serta adanya ekor yang heteroserkal. Pada ekor
heteroserkal, cuping atas lebih besar dan berkembang. Pada sistem ini, sirip
atau flipper berfungsi sebagai kemudi guling seperti pada pesawat terbang,
dan jika dimiringkan pada sudut positif yang tepat, akan menyebabkan hewan itu
naik di dalam badan air, sementara ekornya melakukan gerakan mendorong. Jika
ekornya eriserkal, gerakannya juga menghasilkan hentakan ke atas. Pada beberapa
jenis pengangkatan,yang dilakukan oleh sirip dan flipper, dibantu oleh seluruh
bagian anterior tubuh, yang juga dapat dicondongkan pada satu sudut untuk
memberikan daya angkat.
Perkembangan daya apung dinamik yang
paling baik terjadi dalam bentuk daya apung negatif. Secara umum, ada kecenderungan
pada ikan-ikan yang lebih primitif untuk mempunyai adaptasi hidrodinamik
(pergerakan air) untuk melakukan pengangkatan, sedangkan pada jenis yang lebih
maju nampaknya membentuk alat statik atau pasif untuk mendapatkan daya apung
netral. Ini disebabkan karena diperlukan energi yang lebih sedikit untuk
mencapai daya apun netral dari pada harus bergerak terus menerus agar tubuh
tetap melayang dalam air. Karena paru- paru berisi udara, mamalia yang
bernafas di udara cendrung mempunyai daya apung netral.
2) Daya
Penggerak
Jenis adaptasi kedua pada hewan nektonik
adalah yang berhubungan dengan pergerakan hewan di dalam air. Adaptasi ini
dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: yang diperlukan untuk menciptakan
daya pendorong, dan yang mengurangi hambatan yang dialami oleh tubuh
ketika bergerak dalam air.
Daya yang diperlukan untuk mendorong
hewan nektonik melalui air yang rapat, dihasilkan oleh beberapa bagian dari
tubuhnya. Cara yang paling umum untuk menghasilkan pergerakan maju adalah
dengan melakukan gerakan mengombak dari tubuh atau sirip. Sebenarnya semuaikan
nektonik menunjukkan tipe pergerakan ini.
Pada mekanisme mengombak, hewan
bergerak maju dengan mengayunkan bagian posterior tubuh dan sirip dari
sisi ke sisi. Cara ini akan melemparkan tubuh ke dalam suatu rangkaian
belokan-belokan pendek berawal dari kepala bergerak turun ke ujung tubuh.
Pergerakan dari sisi ke sisi ini diakibatkan oleh kontraksi otot-otot tubuh
yang bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain.
Jika daya yang timbul dari pergerakan
dalam air seperti ini kita analisi, akan dijumpai bahwa komponen bagian depan
adalah yang terkuat sehingga hewan bergerak ke arah itu. Serangkaian yang
serupa digunakan oleh paus, tetapi pergerakan fleksural-nya pergerakan dari
atas ke bawah bagian dan bukan dari sisi ke sisi. Hasilnya berupa pergerakan
maju yang sama. Pergerakan dari atas ke bawah bagian depan tubuh merupakan
pengganti bagi pergerakan mengombak yang dilakukan oleh ekor
berbentuk pipih yang terletak secara lateral. Semakin pendek dan
bulat tubuh ikan, semakin kecil kelenturan otot-otot posterior tubuh, dan maju
dengan cepat de sepanjang tubuh.
Kecepatan ikan bergantung pada
kecepatan dimana gelombang kontraksi otot merambat sepanjang tubuh,
dan juga bergantung pada aspek-aspek lain dari bentuk tubuh . Secara umum,
ikan yang pendek dan bulat lebih cepat dari pada ikan-ikan yang panjang
pipih.
Anjing laut dan singa laut tidak mampu
berenang secepat paus. Anjing laut bertelinga (earedseal) berenang dengan
menggunakan sirip depannya sebagai dayung, tetapi anjing laut
tidak bertelinga (eraless seals) menggunakan kaki belakang yang
berselaput renang, merentang secara vertikal seperti sirip ekor ganda pada
ikan. Namun pada ikan-ikan nektonik tercepat seperti tuna dan allies,
gerakan mengombak benar- benar ditekan. Pada ikan-ikan ini, daya dorong
digerakan hanya oleh sirip caudal lunate. Sirip ini digerakan dengan cepat dari
sisi ke sisi oleh kontraksi otot-otot tubuh yang kuat secara bergantian
melalui tendon; tendon ini berjalan seperti katrol melalui tulang-tulang dari
caudal peduncle pipih untuk menyusup di dasar sirip ekor.
Jenis lain tenaga pendorong/penggerak
adalah dengan melakukan pergerakan mengombak pada sirip. Pada model
pergerakan seperti ini, tubuh tetap diam dan sirip melakukan pergerakan maju.
Bentuk pergerakan ini lebih lambat dari pada yang terdahulu. Contoh tipe ini
dijumpai pada ikan pari seperti pari Manta (Manta hamiltoni), cumu-cumi
tertentu (Todapordes), dan ikan matahari bahari (mola-mola).
Namuan pada kebanyakan ikan, sirip
lateral digunakan untuk bergerak atau mengangkat, seperti pada ikan
hiu dengan ekor hetero seksual. Kecuali setasea dan ular laut, bentuk umum
tenaga pendorong pada vertebrata bahari yang bernafas di udara adalah
melalui pergerakan mendayung , baik yang dilakukan oleh tungkai depan,
belakang, atau keduanya. Tungkai penyu, anjing laut, dan sing laut, serta
penguin semua termodifikasi menjadi anggota yang pipih berbentuk seperti
dayung, yang digunakan oleh hewan untuk bergerak dalam air seperti kalau kita
menggunakan dayung bergantung pada frekuensi dayung.
Pada organisme yang hanya dapat
melakukan beberapa dayungan, seperti penyu kecepatannya lambat. Pada organisme
lain, seperti pinguin yang dapat mencapai 200 dayungan per menit. laju pergerakan
dapat sangat cepat (10m/detik untuk 200 dayungan/menit).
Jenis tenaga pendorong yang terakhir
adalah “daya dorong pancar” dengan menggunakan air. Bentuk dorongan ini
dikuasai oleh cumi-cumi bahari. Mereka mampu menghasilkan gerakan yang sangat cepat.
3) Hambatan
Permukaan dan Bentuk Tubuh
Karena air merupakan medium yang sangat
rapat, maka sukar untuk bergerak di dalamnya, apalagi dengan kecepatan tinggi.
Untuk menggerakan badan dalam air diperlukan energi yang lebih banyak dari pada
di udara. Tetapi energi dapat lebih dihemat jika benda itu
mempunyai bentuk yang dapat mengurangi hambatan. Permukaan dalam air
sampai batas minimum. Karena hewan nektonik harus bergerak dan karena sumber
energi mereka terbatas, maka diperlukan suatu adaptasi untuk mengurangi
hambatan permukaan.
Ada beberapa macam tahanan atau hambatan
terhadap pergerakan yang perlu diperlukanhambatan friksional sebanding dengan
dengan luas daerah permukaan yang bersentuhan dengan air. Hambatan friksional
terkecil dihasilkan oleh benda berbentuk bola yang dibentuk geometriknya
mempunyai daerah permukaan minimum untuk suatu volume tertentu.
Jika suatu objek nektonik bergerak dalam
air, suatu macam hambatan tehadap pergerakan merupakan suatu masalah penting.
Hambatan ini adalah hambatan bentuk, dimana hambatan sebanding denganluas
melintang objek yang bersentuhan dengan air. Dalam kasus ini, objek berbentuk
bulat mempunyai daerah melintang yang sangat luas sehingga bentuk ini tidak
sesuai bagi hewan-hewan nektonik. Untuk meminimumkan hambatan bentuk, bentuk
harus relatif panjang dan tipis,seperti silinder atau kawat yang tipis.
Jenis hambatan yang terakhir perlu diperhatikan
adalah turbulensi. Turbulensi terjadi ketika lapisan aliran yang halus dari
suatu cairan pada permukaan tubuh terganggu dan terlempar sebagai pusaran, yang
akibatnya menambah hambatan. Hambatan semacam ini berkurang pada tubuh yang
bentuknya seperti tetesan air, agak tumpul di depan dan mengecil sampai titk di
bagian belakang. Bentuk ini juga terbaik untuk meminimumkan hambatan friksional
dan juga hambatan bentuk.
Oleh karena itu hewan nektonik perenang
cepat banyak dijumpai mempunyai bentuk tubuh seperti ini.Selain bentuk
tubuh, hewan nektonik mempunyai adaptasi lain untuk mengurangi
hambatan.Adaptasi ini adalah pelurusan permukaan luar tubuh sehingga tidak ada
tonjolan yang dapat menyebabkan turbulensi dan mengurangi hambatan. Spesies
yang bergerak cepat seperti tuna,hamper semua struktur tubuhnya yang biasanya
menonjol menjadi tertekan sampai menjadi pipih atau berlekuk, yang dapat
ditinggikan hanya bila dibutuhkan. Jadi pada ikan-ikan perenang cepat, walupun
matanya besar, tetapi tidak menonjol melampaui sisi tubuh. Siri-sirip dada
dan perut masuk ke dalam lekukan kecuali bila dibutuhkan, dan sisik
tubuhnya kurang atau tidak ada.Sama halnya pada mamalia laut, rambut menjadi
lebih pendek atau tidak ada, sebab rambut lebih menghambat dari pada kulit
telanjang. Kelenjar susu rata, dan alat genital jantan tidak menonjol kecuali
jika sedang berfungsi.
4) Pertahanan Diri
dan Penyamaran
Sejauh ini, adaptasi yang paling
menonjol pada hewan nektonik adalah yang berhubungan dengan kemampuannya
bergerak dengan cepat dalam badan air. Adaptasi ini sangat penting sehingga
diutamakan dari adaptasi lain yang berhubungan dengan pertahanan diri
tehadap predator jika adaptasi seperti itu dapat menurunkan kemampuannya
untuk bergerak cepat. Selain itu, kebanyakan hewan nektonik mempunyai badan
yang sangat besar sehingga mempunyai sedikit predator yang potensial. Hewan
nektonik terbesar (paus) hampir tidak mempunyai predator selain manusia
dan paus pembunuh. Oleh karena itu, kebutuhan akan mekanisme pertahanan
diri yang rumit juga berkurang.
Dalam pergerakan cepat, dimungkinkan
juga mekanisme pertahanan diri tertentu dan yang paling umum dan banyak
terdapat adalah kamuflase (penyamaran). Kita mengetahui bahwa pada lingkungan
yang dibahas disini tidak terdapat tempat untuk bersembunyi dan dapat terlihat
secara tiga dimensi, sehingga mekanisme penyamaran dapat terjadi dalam tiga
bentuk yaitu: tubuh yang transparan, warna yang tidak jelas, dan perubahan
bentuk tubuh.
Jika tubuh organisme transparan dan
melayang di bagian permukaan air laut yang transparan, hewan tersebut tidak
akan terlihat dalam air. Transparansi seperti ini merupakan
adaptasi pertahanan diri yang umumnya kebanyakan spesies plankton. Tetapi
hal ini tidak dijumpai pada nekton , karena semakin besar dan tebal hewan
tersebut, semakin sulit untuk membut tubuh tetap transparan. Terutama jika
terdapat banyak otot untuk pergerakan.
Oleh karena itu, penyamaran secara
transparan tidak berlaku untuk nekton. Penyamaran bentuk tubuh pada nekton
mungkin saja dapat dilakukan selama bentuk itu tidak menghambat pergerakan
yang cepat.
Diantara hewan nektonik, yang paling
umum adalah membentuk lunas ventral pada tubuh untuk menghilangkan bayangan
yang mencolok pada perut hewan bila dilihat dari bawah. Jika cahaya masuk ke
dalam air, alurnya menembus ke bawah meruncing seperti panah. Pada waktu yang
sama, sebagian cahaya dipantukan atau dibaurkan kesegala arah oleh partikel
dalam air. Cahaya yang dibaurkan ini dapat menyinari benda-benda dalam air pada
berbagai jurusan, tetapi intensitasnya jauh lebih kecil daripada cahaya yang
langsung jatuh di permukaan.
Jika seekor hewan melayang di dalam
kolam air, paling banyak ia disinari dari atas, sedangkan cahaya yang dibaurkan
menerangi dari sisi dan bawah. Karena intensitas cahaya dari sisi dan bawah
sagat kecil, timbul bayangan di bawah hewan dimanatubuhnya menghalangi cahaya
yang datang dari atas. Sekarang jika tubuh melebar ke arah ventral seperti
lunas yang membentuk ujung ventral yang runcing tidak membulat,
maka bayangannya akan terhapus jika dilihat dari bawah.
Hal ini disebabkan seluruh permukaan
tubuh telah terpusat sehingga tidak ada yang hanya tersinari oleh cahaya baur
yang tersebar, tetapi paling tidak oleh beberapa komponen dari cahaya
permukaan yang besar. Tanpa bayangan yang mencolok itu, hewan yang terlihat
dari bawah menjadi benar-benar tidak kelihatan dibawah cahaya yang menyinari
dari atas sehingga terhindar dari predator yang menyelam lebih dalam.
Penghilangan bayangan ini akan lebih
baik lagi jika permukaan lunas memantulkan cahaya dengan menggunakan pigmen dan
atau sisik putih. Perwarnaan kriptik juga merupakan karakteristik kebanyakan
hewan nektonik. Pada bagian atas perairan yang terang, warna spektral yang
dominan adalah biru dan hijau. Jika air dilihat dari permukaan atau dari atas
permukaan, akan tampak kehijauan atau kebiruan.
Tidak mengherankan kalau banyak
hewan nektonik berwarna biru atau hijau tua pada bagian permukaan
punggungnya sehingga predator potensial akan sulit melihatnya dari atas pada
latar belakang yang umumnya kehijauan atau kebiruan. Pada waktu yang bersamaan,
jika dilihat dari bawah air tampak berwarna putih atau lebih cerah. Organisme
berwarna gelap yang berenang di daerah ini akan terlihat mencolok dari bawah,
meskipun ada lunas untuk menghilangkan bayangan.
Tetapi hewan ini akan cenderung tidak
tampak bila bagian perutnya berwarna putih atau perak untuk memaksimumkan
pemantulan cahaya atau membaur dengan cahaya yang menembus ke bawah. Oleh
karena itu, kita mendapatkan bahwa banyak hewan nekton mempunyai dua warna,
hijau tua atau biru tua di bagian atas dan putih atau perak di bagian
bawah. Pada hewan vertebrata tertentu yang berenang tepat di permukaan seperti
lumba-lumba, pola warnanya lebih kompleks, dengan garis-garis terang dan gelap
yang tidak rata yang menyerupai pola gelombang perairan permukaan tempat
hidupnya.
Beberapa lumba-lumba yang hidup diantara
gerombolan ikan tuna, berwarna abu-abu di bagian atas dan putih di bagian bawah
dengan bercak-bercak putih di bagian abu-abu dan bercak-bercak hitam di bagian
putih. Dengan warna yang demikian, dalam air, diantara gerombolan, hewan-hewan
ini sulit dibedakan bila dilihat dari samping.
Pada sejumlah besar ikan terbang
terdapat adaptasi yang berupa sirip-sirip yang besar. Ikan-ikan ini lolos dari
predator dengan cara mendorong dirinya keluar dari air dan
meluncur menggunakan sirip-sirip yang seperti sayap ini dalam jarak yang
jauh.
Selain adaptasi seperti di atas, ada
beberapa perkembangan struktur morfologi khusus untuk mempertahankan diri
terhadap predator. Kebanyakan adaptasi tersebut berupa
perkembangan berbagai duri dan cangkang yang menghambat pergerakan cepat
karena menambah hambatan. Namun, hal ini tidak terlalu berpengaruh karena
nekton besar merupakan predator utama dalam sistem dan tidak ada atau sedikit
nekton lain yang memaksanya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Nekton adalah
kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan
tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890
yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang. yang meliputi
(biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid locomotion,
locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology. Orangnya disebut Nektologist.
Karakteristik
dari nekton yaitu :
v Organisme yang
dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.
v Organisme
konsumer di daerah pelagik, aktif berenang umumnya invertebrata.
v Memiliki masa
hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan : 5
– 10 tahun).
v Migrasi biasanya
berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dari feedingground ke
breeding ground (ribuan kilometer)
Nekton (hewan)
laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :
1. Vertebrata,
bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau
tulang rawan.
2. Moluska,
merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
3. Crustacea,
adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Faktor–faktor yang mempengaruhi adaptasi
nekton :
a. Salinitas/kadar
garam perairan
b. Kedalaman air
c. Intensitas
cahaya
d. Kadar oksigen
(O2)
B.
Saran
Kita sebagai seorang mahasiswa yang
aktif dan kreatif tentunya banyak sekali yang dapat dipelajari dari sebuah
kumpulan organisme seperti nekton ini. Pengkajian mengenai organisme ini sangat
perlu bagi kelangsungan kehidupan perairan.
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, James W.1992.Biologi
Laut. Jakarta: Gramedia
Sudirman
dan Achmar Mallawa.2002.Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta : Rineka Cipta
www.wikipedia.org/wiki/nekton/.Downloaded on 13
Mei 2012.
www.scribd.com/doc/2437001/nekton/.Downloaded on 13
Mey 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar