Minggu, 20 Mei 2012

MAKALAH- NEKTON-OSEANOLOGI PENDAHULUAN


MAKALAH
OSEANOLOGI PENDAHULUAN


“NEKTON”


OSEANOLOGI PENDAHULUAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Di laut terdapat makhluk-makhluk mulai dari yang berupa jasad-jasad hidup bersel satu, yang sangat kecil sampai yang berupa jasad-jasad hidup yang berukuran sangat besar seperti ikan paus yang panjangnya lebih dari sepuluh meter. Meskipun dilaut terdapat kehidupan yang beraneka ragam, tetapi lazimnya biota laut hanya dikelompokkan kedalam tiga kategori utama, yakni plankton, nekton dan bentos. Pengelompokkan ini tidak ada kaitannya dengan jenis menurut klasifikasi ilmiah, ukuran atau apakah mereka temasuk tumbuh-tumbuhan atau hewan, tetapi hanya didasarkan kepada kebiasaan hidup mereka secara umum, seperti gerak  berjalan, pola hidup dan sebaran menurut ekologi.
 Nekton merupakan salah satu kedalam ketiga kelompok tersebut. Nekton merupakan organisme yang hidupnya bergerak sendiri kesana-kemari. Kelompok hewan yang termasuk nekton sangat beragam adanya. Adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya berbeda dengan jenis organism yang lainnya. Jumlah dan keanekaragaman jenis biota yang hidup dilaut sangat menakjubkan.meski banyak yang telah diketahui tapi masih banyak pula ilmuwan menemukan jenis – jenis baru dalam laut. terutama di pulau – pulau kecil yang belum terjamah oleh manusia. Dilaut terdapat makhluk dari yang berupa jasad renik sampai yang berukuran sangat besar.
Kita disini perlu juga mengetahui beberapa jenis hewan laut yang berada dalam wilayah dan kedalaman tertentu serta bagaimana pola hidupnya baik itu habitatnya, klasifikasinya, jenisnya, maupun pola perkembang biakannya. Hal ini diperlukan selain agar kita memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang kehidupan dilaut, juga dapat memacu kita agar menjaga ekosistem laut dengan baik karena pada dasarnya semua yang ada dilaut merupakan system yang kompleks dan sulit untuk dipisahkan. Jadi ketika salah satu komponen ekosistem rusak atau hilang maka siklus dalam ekosistem akan terputus dan berantakan. Jadi cintailah laut dengan cara yang baik agar pemanfaatan laut baik komponen didalamnya dapat lebih optimal.   Dengan dasar ingin mengetahui lebih lanjut kehidupan nekton di laut maka makalah ini disusun.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Nekton ?
2.      Apa karakteristik dari Nekton ?
3.      Apa komposisi dari Nekton ?
4.      Apa saja klasifikasi dari Nekton ?
5.      Apa peranan Nekton di laut ?
6.      Faktor-faktor  apa yang mempengaruhi adaptasi Nekton ?

C.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian Nekton.
2.      Untuk mengetahui karakteristik dari nekton.
3.      Untuk mengetahui komposisi dari Nekton.
4.      Untuk mengetahui klasifikasi dari Nekton.
5.      Untuk mengetahui peranan nekton.
6.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi adaptasi nekton.


     
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Nekton
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang. yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology. Orangnya disebut Nektologist.
Hewan-hewan perenang di laut sudah lama menjadi perhatian manusia karena nilai ekonominya yang besar dan menjadi sumber makanan. Kelompok ini kurang beraneka-ragam dibandingkan dengan dua kelompok lain, yakni plankton dan bentos. Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan bertulang rawan, ikan bertulang keras, penyu, ular, dan hewan menyusui laut yang kesemuannya termasuk Vertebrata.Sotong dan cumi-cumi yang termasuk Mollusca juga termasuk nekton. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang mampu berenang, jadi tidak ada tumnuh-tumbuhan yang tergolong nekton.
Berbeda dengan plankton nekton terdiri dari organisme yang mempunyai kemampuan  untuk bergerak sehingga mereka tidak bergantung pada arus laut yang kuat atau gerakan air yang disebabkan oleh angin. Mereka dapat bergerak di dalam air menurut kemauannya sendiri. Salah satu karateristik nekton adalah kemampuan bergerak dengan cepat (capability of fast motion). Nekton mempunyai panjang dari beberapa centimeters sampai 30 meter. Jadi dapat disimpulkan bahwa Nekton adalah hewan-hewan laut yang dapat bergerak sendiri ke sana ke mari seperti ikan-ikan laut, reptil laut, mamalia laut, cumi-cumi dan lain-lain.
Makanan nekton umumnya berupa plankton. Nekton merupakan organisme laut yang sangat bermanfaat bagi manusia terutama untuk perbaikan gizi dan peningkatan ekonomi. Tumpukan bangkai nekton merupakan bahan dasar bagi terbentuknya mineral laut seperti gas dan minyak bumi setelah mengalami proses panjang dalam jangka waktu ribuan bahkan jutaan tahun.

B.  Karakteristik Nekton
            Karakteristik dari nekton yaitu :
1.                  Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.
2.                  Organisme konsumer di daerah pelagik, aktif berenang umumnya invertebrata.
3.                  Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan : 5 – 10 tahun).
4.                  Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dari feedingground ke breeding ground (ribuan kilometer)


C.  Komposisi Nekton
 Nekton bahari terdiri dari berbagai ikan bertulang belakang seperti cucut dan pari serta sejumlah kecil mamalia seperti reptil dan burung laut. Invertebrata yang dapat digolongkan nekton hanyalah jenis moluska sepalopoda. Beberapa kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam golongan nekton.
Pertama, ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Ikan ini disebut holopipelagik mencangkup ikan-ikan hiu tertentu (cucut martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain. Ikan ini biasanya menghabiskan telur yang mengapung dan larva epipelagik. Jumlahnya sangat berlimpah di permukaan perairan tropik dan subtropik. 
Kelompok kedua ikan bahari dinamakan meroepipelagik. Ikan ini hanya menghabiskan sebagian dari hidupnya di daerah epipelagik. Kelompok ini lebih beragam dan mencakup ikan menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi mememijah di perairan pantai (Haring, geger lintang jinak, dolphin, kacang-kacang) atau diperairan tawar (salem). Ada juga jenis lain yang memasuki daerah epipelagik hanya pada waktu-waktu tertentu. Seperti ikan-ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan. Kebanyakan ikan menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik , tetapi masa dewasanya di daerah lain. Bentuk juvenil memegang peranan tetap dalam fauna epipelagik, tetapi disebut meroplankton, karena kemampuannya geraknya terbatas. Kelompok terbesar kedua dari nekton bahari adalah mamalia laut.
Mamalia laut nekton mencangkup ikan paus (ordo Cetacea), anjing laut dan singa laut (ordo Pinnipeda). Terdapat juga mamalia bahari lain, seperti manatee dan duyung (ordo Sirenia), serta berang-berang (ordocarnivora). Tetapi hewan-hewan ini tidak pelagik karena mereka menghuni perairan pantai sepanjang waktu. Mereka juga tidak akan dibahas dalam bab ini.
Reptil nekton hampir semuanya merupakan penyu dan ular laut. Iguana bahari terdapat di kepulauan Galapagos, dan buaya air asin mendiami banyak daerah Kepulauan Indo-Pasifik. Tetapi hewan-hewan ini juga merupakan hewan litoral yang hanya sekali-kali pergi menjauhi daratan.
Reptil bahari jauh lebih umum dan beragam dibandingkan sekarang. Pada waktu itu, plesiosaurus besar, iktiosaurus, dan mosasaurus menjelajahi lautan-lautan hangat.
Secara teknik, kebanyakan burung-burung laut tidaklah nektonik, karena mereka terbangdi atas laut lepas dan bukan menembusnya. Tetapi mereka juga termasuk dalam ekonomi perairan ini dapat di bahas di sini. Mungkin satu-satunya kelompok burung yang benar-benar nektonik adalah penguin yang tidak dapat terbang dan terdapat di bagian bumi selatan. Tetapi cormorant dan burung laut yang lain, menyelam untuk mencari makan dan menghabiskan banyak waktunya sebagai perenang.

D.  Klasifikasi Nekton
Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :
1.         Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau tulang rawan.
2.         Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
3.         Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.

Berdasarkan kelompok ikan yang berbeda dijumpai dalam kelompok nekton :
1.                  Holoepipelagik
Holoepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan seluruh waktunya di daerah epipelagik. Kelompok ikan ini mencakup ikan-ikan hiu tertentu ( cucut,martil, hiu mackerel, cucut biru), kebanyakan ikan terbang, tuna, setuhuk, cucut gergaji, lemuru, ikan dayung, dan lain-lain.
2.                  Meroepilagik
Meroepipelagik merupakan kelompok ikan yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik. Meropelagik dapat dibagi lagi berdasarkan pola hidup masing-masing organisme, diantaranya :
a)      Organisme yang menghabiskan sebagian waktu hidupnya di daerah epipelagik, kelopok ini beragam dan mencakup ikan yang menghabiskan masa dewasanya di epipelagik tetapi memijah di daerah pantai. Contohnya : haring, geger lintang jinak, dolpin, kacang-kacang.
b)      Organisme yang hanya memasuki daerah epipelagik pada waktu-waktu tertentu, seperti ikan perairan-dalam semacam ikan lentera yang bermigrasi ke permukaan pada malam hari untuk mencari makan.
c)      Organisme yang menghabiskan awal daur hidupnya di epipelagik, tetapi masa dewasanya di daerah lain. Contohnya : juvenile.

E.  Peranan Nekton di Laut
            Organisme nekton di laut menduduki posisi dalam rantai makanan yang cukup penting, dengan jumlah indidvidu dan komposisi jenis yang sangat banyak menyebabkan nekton berperan penting dalam ekonomi dan ekologi samudra. Sebagai jembatan penghubung antara kelompok herbivora dan kelompok trofik selanjutnya, nekton berada pada posisi yang strategis dalam rantai makanan.
            Sifata khas rantai makanan mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan jumlah produksi ikan dibeberapa wilayah. Sebagai contoh secara ekonomis produksi ikan dibeberapa wilayah dimana terjadi proses upwelling menunjukkan hasil yang melimpah jika dibandingkan dengan bagian lautan yang lain. Hal ini disebabkan karena hasil produksi primer yang tinggi oleh banyaknya fitoplankton, di daerah upwelling ini terjadi perpindahan bahan yang cepat dari satu level tropic ke level tropic berikutnya.
            Pada wilayah dimana terjadi upwelling, komposisi rantai tropic dalam rantai makanan umumnya sedikit sehingga jarak antara fitoplankton dengan ikan hanya dua atau tiga tropic level, sehingga makin pendek rantai makanan akan menghasilkan produksi ikan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka dapat menghindari kehilangan bahan-bahan organic yang seharusnya dapat digunakan untuk kelompok tropic yang ada, akibatnya makin besar jumlah bahan yang dihasilkan dari produksi fitoplankton menjadi terikat dalam tubuh kelompok tropic selanjutnya yakni ikan.

F.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi Nekton.
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi adaptasi nekton :
1.      Salinitas/kadar garam perairan
Masing-masing perairan memiliki salinitas yang berbeda,seperti di air tawar salinitasnya adalah 0,06%  sedangkan air laut salinitasnya 3,5 %. Salinitas akan mempengaruhi perbedaan tebal-tipisnya lapisan kulit, tingkah laku, susunan atau fungsi organ tubuh organisme perairan.
2.      Kedalaman air
Semakin dalam suatu perairan maka semakin besar/tinggi pula tekanan yang terjadi. Kedalaman air juga dapat mempengaruhi intensitas cahaya yang diperoleh individu. Semakin dalam maka semakin sedikit cahaya yang diperoleh.
3.      Intensitas cahaya
Semakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas cahaya yang masuk semakin sedikit/rendah sehingga mempengaruhi suhu air dan aderajat fotosintesis.
4.      Kadar Oksigen
Daerah permukaan kadar oksigen lebih banyak dibandingkan dengan daerah di bawahnya. Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen semakin berkurang/rendah.

Ada beberapa adaptasi nekton dalam ekosistem di laut diantaranya yaitu :
1)      Daya Apung
Mungkin adaptasi yang paling jelas pada hewan nekton adalah kemampuannya melayang dan bergerak dengan kecepatan tinggi dalam air. Hal tulah yang diperhatikan karena merupakan ciri khas hewan nekton. Daya apung merupakan hal yang utama diperlukan untuk hidup di epipelagik. Ini berlaku juga bagi plankton, seperti yang telah diketahui.
Kebanyakan hewan nekton mempunyai kerapatan yang hampir sama dengan air laut. Walupun jaringan-jaringan hidup biasanya lebih rapat dari pada air laut, tetapi ternyata hewan besar ini mempunyai daya apung secara alamiah, karena ada bagian tubuhnya yang mempunyai kerapatan lebih rendah yang dapat mengimbangi tingginya kerapatan kebanyakan jaringan.
Kebanyakan ikan mempunyai gas atau gelembung renang dalam tubuhnya. Struktur yang mengisi sekitar 5-10 persen dari volume tubuhnya ini berfungsi mengimbangi daging yang lebih padat sehingga menyebabkan daya apung menjadi netral. Kebanyakan ikan dapat mengatur  jumlah gas dalam gelembung renangnya dan mengubah tingkat apungnya.
Diketahui dua macam gelembung gas : fisostoma di mana ada saluran terbuka antara gelembung gas dan esophagus, dan fisoklis tidak terdapat saluran.
Ikan-ikan fisostoma memasukkan dan mengeluarkan gas dari gelembung melalui saluran dengan cara mengisap udara dari permukaan. Tetapi pengisian gelembung gas biasanya melalui kelenjar gas dan sistem rete mirabile adalah sekumpulan pembuluh-pembuluh darah kecil yang bercabang dari pembuluh darah besar. Ikan-ikan fisoklis juga mensekresi gas ke dalam gelembung renang melalui kelenjar gas dan sistem rete mirabile, tetapi untuk membuang gaharus melalui organ khusus yang dapat mengabsorpsi gas yang dinamakan oval.
Pada ikan perenang cepat (Sarda, Scomber) yang juga bergerak secara vertikal pada badanair, gelembung gas tidak dapat cukup cepat disesuaikan untuk mengimbangi perubahan tekanandan mencapai daya apung netral. Bahwa  Ikan-ikan tercepat cendrung tidak memiliki gelembung gas dan mencapai daya apung dengan cara lain.
Rongga-rongga berisi gas dalam bentuk paru-paru juga membantu tercapainya daya apung netral untuk semua hewan nektonik yang bernafas dari udara. Beberapa mamalia air mempunyai kantung udara tambahan. Dalam kasus ini, mereka dapat mengatur daya apungnya melalui sejumlah udara yang terkandung di dalam paru-parunya.
Mekanisme lain untuk mencapai daya apung netral adalah dengan mengganti ion kimia berat dalam cairan tubuh dengan yang lebih ringan. Hal ini kita dapatkan juga pada plankton. Satu-satunya hewan nektonik yang mengalami hal ini adalah cumi-cumi. Cumi-cumi cendrung mempunyai rongga tubuh di mana ion natrium yang berat digantikan dengan ammonium yang lebih ringan. Akibatnya, kerapatan cairan tubuh akan lebih kecil dari pada kerapatan air laut pada volume yang sama.
Walaupun ini merupakan mekanisme yang banyak terdapat pada plankton,tetapi jarang terdapat pada nekton, sebab supaya efektif, jumlah cairan dengan kadar ammonium tinggi haruslah banyak. Rongga yang besar dan berisi air memberikan bentuk bulat-gemuk bagi hewan dan akan mengurangi rongga mantel, sehingga jelas mengurangi kemampuan bergerak cepat.
Peningkatan daya apung dengan mengurangi jumlah tulang atau bagian yang keras lainnya bukan merupakan pilihan yang baik bagi hewan ini, karena kerangka yang kuat dan kaku diperlukan agar sistem otot bekerja dengan efektif sehingga hewan dapat bergerak di dalam air. Ini merupakan perbedaan yang nyata dengan plankton.
Mekanisme lain untuk meningkatkan daya apung adalah dengan menyimpan lipida (lemak atau minyak) di dalam tubuh. Kerapatan lipida lebih kecil dari pada kerapatan air laut sehingga dapat turut mengatur daya apung. Jumlah lipida yang besar banyak terdapat dalam ikan nektonik, terutama yang tidak mempunyai gelembung renang seperti ikan hiu, mackerel (Scomber), ikan biru (Pomatomus), dan bonito (Sarda). Agaknya lipida, paling tidak sebagian, menggantikan fungsi gelembung renang.
Lipida dapat di simpan pada berbagai bagian tubuh seperti otot, organinternal, rongga tubuh, atau terpusat pada satu organ. Contohnya pada ikan hiu pelagik, lipida terkumpul pada hati yang ukurannya bertambah besar. Pada banyak spesies ikan hiu, pembentukan lemak dalam hati merupakan proses dalam perkembangannya. Jadi beberapa ikan hiu muda yang pada awalnya tidak mempunyai daya apung, lambat laun dalam pertumbuhannya mempunyai daya apung netral atau positif, sementara lemak menumpuk dihatinya. Pada mamalia bahari, lipida biasanya terdapat sebagai lapisan lemak tepat di bawah kulitnya. Fungsinya bukan saja untuk menjaga daya apung, tetapi juga sebagai isolasi untuk mencegah kehilangan panas.
Selain usaha statik dalam mencapai atau menambah daya apung ini, beberapa hewan nektonik tertentu juga menunjukan mekanisme hidrodinamik untuk menghasilkan daya apung tambahan selama pergerakan. Mungkin yang paling umum adalah membentuk formasi untuk mengangkat permukaan bagian anterior yang biasanya dilakukan oleh sirip dada atau flipper,serta adanya ekor yang heteroserkal. Pada ekor heteroserkal, cuping atas lebih besar dan berkembang. Pada sistem ini, sirip atau flipper berfungsi sebagai kemudi guling seperti pada pesawat terbang, dan jika dimiringkan pada sudut positif yang tepat, akan menyebabkan hewan itu naik di dalam badan air, sementara ekornya melakukan gerakan mendorong. Jika ekornya eriserkal, gerakannya juga menghasilkan hentakan ke atas. Pada beberapa jenis pengangkatan,yang dilakukan oleh sirip dan flipper, dibantu oleh seluruh bagian anterior tubuh, yang juga dapat dicondongkan pada satu sudut untuk memberikan daya angkat.
Perkembangan daya apung dinamik yang paling baik terjadi dalam bentuk daya apung negatif. Secara umum, ada kecenderungan pada ikan-ikan yang lebih primitif untuk mempunyai adaptasi hidrodinamik (pergerakan air) untuk melakukan pengangkatan, sedangkan pada jenis yang lebih maju nampaknya membentuk alat statik atau pasif untuk mendapatkan daya apung netral. Ini disebabkan karena diperlukan energi yang lebih sedikit untuk mencapai daya apun netral dari pada harus bergerak terus menerus agar tubuh tetap melayang dalam air. Karena paru- paru berisi udara, mamalia yang bernafas di udara cendrung mempunyai daya apung netral.

2)      Daya Penggerak 
Jenis adaptasi kedua pada hewan nektonik adalah yang berhubungan dengan pergerakan hewan di dalam air. Adaptasi ini dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: yang diperlukan untuk menciptakan daya pendorong, dan yang mengurangi hambatan yang dialami oleh tubuh ketika bergerak dalam air.
Daya yang diperlukan untuk mendorong hewan nektonik melalui air yang rapat, dihasilkan oleh beberapa bagian dari tubuhnya. Cara yang paling umum untuk menghasilkan pergerakan maju adalah dengan melakukan gerakan mengombak dari tubuh atau sirip. Sebenarnya semuaikan nektonik menunjukkan tipe pergerakan ini.
Pada mekanisme mengombak, hewan bergerak maju dengan mengayunkan bagian posterior tubuh dan sirip dari sisi ke sisi. Cara ini akan melemparkan tubuh ke dalam suatu rangkaian belokan-belokan pendek berawal dari kepala bergerak turun ke ujung tubuh. Pergerakan dari sisi ke sisi ini diakibatkan oleh kontraksi otot-otot tubuh yang bergantian dari satu sisi ke sisi yang lain.
Jika daya yang timbul dari pergerakan dalam air seperti ini kita analisi, akan dijumpai bahwa komponen bagian depan adalah yang terkuat sehingga hewan bergerak ke arah itu. Serangkaian yang serupa digunakan oleh paus, tetapi pergerakan fleksural-nya pergerakan dari atas ke bawah bagian dan bukan dari sisi ke sisi. Hasilnya berupa pergerakan maju yang sama. Pergerakan dari atas ke bawah bagian depan tubuh merupakan pengganti bagi pergerakan mengombak yang dilakukan oleh ekor berbentuk  pipih yang terletak secara lateral. Semakin pendek dan bulat tubuh ikan, semakin kecil kelenturan otot-otot posterior tubuh, dan maju dengan cepat de sepanjang tubuh.
Kecepatan ikan bergantung pada kecepatan dimana gelombang kontraksi otot merambat sepanjang tubuh, dan juga bergantung pada aspek-aspek lain dari bentuk tubuh . Secara umum, ikan yang pendek dan bulat lebih cepat dari pada ikan-ikan yang panjang pipih.
Anjing laut dan singa laut tidak mampu berenang secepat paus. Anjing laut bertelinga (earedseal) berenang dengan menggunakan sirip depannya sebagai dayung, tetapi anjing laut tidak  bertelinga (eraless seals) menggunakan kaki belakang yang berselaput renang, merentang secara vertikal seperti sirip ekor ganda pada ikan.  Namun pada ikan-ikan nektonik tercepat seperti tuna dan allies, gerakan mengombak benar- benar ditekan. Pada ikan-ikan ini, daya dorong digerakan hanya oleh sirip caudal lunate. Sirip ini digerakan dengan cepat dari sisi ke sisi oleh kontraksi otot-otot tubuh yang kuat secara bergantian melalui tendon; tendon ini berjalan seperti katrol melalui tulang-tulang dari caudal peduncle pipih untuk menyusup di dasar sirip ekor.
Jenis lain tenaga pendorong/penggerak adalah dengan melakukan pergerakan mengombak  pada sirip. Pada model pergerakan seperti ini, tubuh tetap diam dan sirip melakukan pergerakan maju. Bentuk pergerakan ini lebih lambat dari pada yang terdahulu. Contoh tipe ini dijumpai pada ikan pari seperti pari Manta (Manta hamiltoni), cumu-cumi tertentu (Todapordes), dan ikan matahari bahari (mola-mola).
Namuan pada kebanyakan ikan, sirip lateral digunakan untuk  bergerak atau mengangkat, seperti pada ikan hiu dengan ekor hetero seksual. Kecuali setasea dan ular laut, bentuk umum tenaga pendorong pada vertebrata bahari yang bernafas di udara adalah melalui pergerakan mendayung , baik yang dilakukan oleh tungkai depan, belakang, atau keduanya. Tungkai penyu, anjing laut, dan sing laut, serta penguin semua termodifikasi menjadi anggota yang pipih berbentuk seperti dayung, yang digunakan oleh hewan untuk bergerak dalam air seperti kalau kita menggunakan dayung bergantung pada frekuensi dayung.
Pada organisme yang hanya dapat melakukan beberapa dayungan, seperti penyu kecepatannya lambat. Pada organisme lain, seperti pinguin yang dapat mencapai 200 dayungan per menit. laju pergerakan dapat sangat cepat (10m/detik untuk 200 dayungan/menit).
Jenis tenaga pendorong yang terakhir adalah “daya dorong pancar” dengan menggunakan air. Bentuk dorongan ini dikuasai oleh cumi-cumi bahari. Mereka mampu menghasilkan gerakan yang sangat cepat.

3)      Hambatan Permukaan dan Bentuk Tubuh
Karena air merupakan medium yang sangat rapat, maka sukar untuk bergerak di dalamnya, apalagi dengan kecepatan tinggi. Untuk menggerakan badan dalam air diperlukan energi yang lebih banyak dari pada di udara. Tetapi energi dapat lebih dihemat jika benda itu mempunyai bentuk yang dapat mengurangi hambatan. Permukaan dalam air sampai batas minimum. Karena hewan nektonik harus bergerak dan karena sumber energi mereka terbatas, maka diperlukan suatu adaptasi untuk mengurangi hambatan permukaan.
Ada beberapa macam tahanan atau hambatan terhadap pergerakan yang perlu diperlukanhambatan friksional sebanding dengan dengan luas daerah permukaan yang bersentuhan dengan air. Hambatan friksional terkecil dihasilkan oleh benda berbentuk bola yang dibentuk geometriknya mempunyai daerah permukaan minimum untuk suatu volume tertentu.           
Jika suatu objek nektonik bergerak dalam air, suatu macam hambatan tehadap pergerakan merupakan suatu masalah penting. Hambatan ini adalah hambatan bentuk, dimana hambatan sebanding denganluas melintang objek yang bersentuhan dengan air. Dalam kasus ini, objek berbentuk bulat mempunyai daerah melintang yang sangat luas sehingga bentuk ini tidak sesuai bagi hewan-hewan nektonik. Untuk meminimumkan hambatan bentuk, bentuk harus relatif panjang dan tipis,seperti silinder atau kawat yang tipis.
Jenis hambatan yang terakhir perlu diperhatikan adalah turbulensi. Turbulensi terjadi ketika lapisan aliran yang halus dari suatu cairan pada permukaan tubuh terganggu dan terlempar sebagai pusaran, yang akibatnya menambah hambatan. Hambatan semacam ini berkurang pada tubuh yang bentuknya seperti tetesan air, agak tumpul di depan dan mengecil sampai titk di bagian belakang. Bentuk ini juga terbaik untuk meminimumkan hambatan friksional dan juga hambatan bentuk.
Oleh karena itu hewan nektonik perenang cepat banyak dijumpai mempunyai bentuk tubuh seperti ini.Selain bentuk tubuh, hewan nektonik mempunyai adaptasi lain untuk mengurangi hambatan.Adaptasi ini adalah pelurusan permukaan luar tubuh sehingga tidak ada tonjolan yang dapat menyebabkan turbulensi dan mengurangi hambatan. Spesies yang bergerak cepat seperti tuna,hamper semua struktur tubuhnya yang biasanya menonjol menjadi tertekan sampai menjadi pipih atau berlekuk, yang dapat ditinggikan hanya bila dibutuhkan. Jadi pada ikan-ikan perenang cepat, walupun matanya besar, tetapi tidak menonjol melampaui sisi tubuh. Siri-sirip dada dan perut masuk ke dalam lekukan kecuali bila dibutuhkan, dan sisik tubuhnya kurang atau tidak ada.Sama halnya pada mamalia laut, rambut menjadi lebih pendek atau tidak ada, sebab rambut lebih menghambat dari pada kulit telanjang. Kelenjar susu rata, dan alat genital jantan tidak menonjol kecuali jika sedang berfungsi.

4)      Pertahanan Diri dan Penyamaran
Sejauh ini, adaptasi yang paling menonjol pada hewan nektonik adalah yang berhubungan dengan kemampuannya bergerak dengan cepat dalam badan air. Adaptasi ini sangat penting sehingga diutamakan dari adaptasi lain yang berhubungan dengan pertahanan diri tehadap predator jika adaptasi seperti itu dapat menurunkan kemampuannya untuk bergerak cepat. Selain itu, kebanyakan hewan nektonik mempunyai badan yang sangat besar sehingga mempunyai sedikit predator yang potensial. Hewan nektonik terbesar (paus) hampir tidak mempunyai predator selain manusia dan paus pembunuh. Oleh karena itu, kebutuhan akan mekanisme pertahanan diri yang rumit juga berkurang.
Dalam pergerakan cepat, dimungkinkan juga mekanisme pertahanan diri tertentu dan yang paling umum dan banyak terdapat adalah kamuflase (penyamaran). Kita mengetahui bahwa pada lingkungan yang dibahas disini tidak terdapat tempat untuk bersembunyi dan dapat terlihat secara tiga dimensi, sehingga mekanisme penyamaran dapat terjadi dalam tiga bentuk yaitu: tubuh yang transparan, warna yang tidak jelas, dan perubahan bentuk tubuh.
Jika tubuh organisme transparan dan melayang di bagian permukaan air laut yang transparan, hewan tersebut tidak akan terlihat dalam air. Transparansi seperti ini merupakan adaptasi pertahanan diri yang umumnya kebanyakan spesies plankton. Tetapi hal ini tidak dijumpai pada nekton , karena semakin besar dan tebal hewan tersebut, semakin sulit untuk membut tubuh tetap transparan. Terutama jika terdapat banyak otot untuk pergerakan.
Oleh karena itu, penyamaran secara transparan tidak berlaku untuk nekton. Penyamaran bentuk tubuh pada nekton mungkin saja dapat dilakukan selama bentuk itu tidak menghambat pergerakan yang cepat.
Diantara hewan nektonik, yang paling umum adalah membentuk lunas ventral pada tubuh untuk menghilangkan bayangan yang mencolok pada perut hewan bila dilihat dari bawah. Jika cahaya masuk ke dalam air, alurnya menembus ke bawah meruncing seperti panah. Pada waktu yang sama, sebagian cahaya dipantukan atau dibaurkan kesegala arah oleh partikel dalam air. Cahaya yang dibaurkan ini dapat menyinari benda-benda dalam air pada berbagai jurusan, tetapi intensitasnya jauh lebih kecil daripada cahaya yang langsung jatuh di permukaan.
Jika seekor hewan melayang di dalam kolam air, paling banyak ia disinari dari atas, sedangkan cahaya yang dibaurkan menerangi dari sisi dan bawah. Karena intensitas cahaya dari sisi dan bawah sagat kecil, timbul bayangan di bawah hewan dimanatubuhnya menghalangi cahaya yang datang dari atas. Sekarang jika tubuh melebar ke arah ventral seperti lunas yang membentuk ujung ventral yang runcing tidak membulat, maka bayangannya akan terhapus jika dilihat dari bawah.
Hal ini disebabkan seluruh permukaan tubuh telah terpusat sehingga tidak ada yang hanya tersinari oleh cahaya baur yang tersebar, tetapi paling tidak oleh beberapa komponen dari cahaya permukaan yang besar. Tanpa bayangan yang mencolok itu, hewan yang terlihat dari bawah menjadi benar-benar tidak kelihatan dibawah cahaya yang menyinari dari atas sehingga terhindar dari predator yang menyelam lebih dalam.
Penghilangan bayangan ini akan lebih baik lagi jika permukaan lunas memantulkan cahaya dengan menggunakan pigmen dan atau sisik putih. Perwarnaan kriptik juga merupakan karakteristik kebanyakan hewan nektonik. Pada bagian atas perairan yang terang, warna spektral yang dominan adalah biru dan hijau. Jika air dilihat dari permukaan atau dari atas permukaan, akan tampak kehijauan atau kebiruan.
Tidak mengherankan kalau banyak hewan nektonik berwarna biru atau hijau tua pada bagian permukaan punggungnya sehingga predator potensial akan sulit melihatnya dari atas pada latar belakang yang umumnya kehijauan atau kebiruan. Pada waktu yang bersamaan, jika dilihat dari bawah air tampak berwarna putih atau lebih cerah. Organisme berwarna gelap yang berenang di daerah ini akan terlihat mencolok dari bawah, meskipun ada lunas untuk menghilangkan bayangan.
Tetapi hewan ini akan cenderung tidak tampak bila bagian perutnya berwarna putih atau perak untuk memaksimumkan pemantulan cahaya atau membaur dengan cahaya yang menembus ke bawah. Oleh karena itu, kita mendapatkan bahwa banyak hewan nekton mempunyai dua warna, hijau tua atau biru tua di bagian atas dan putih atau perak di bagian bawah. Pada hewan vertebrata tertentu yang berenang tepat di permukaan seperti lumba-lumba, pola warnanya lebih kompleks, dengan garis-garis terang dan gelap yang tidak rata yang menyerupai pola gelombang perairan permukaan tempat hidupnya.
Beberapa lumba-lumba yang hidup diantara gerombolan ikan tuna, berwarna abu-abu di bagian atas dan putih di bagian bawah dengan bercak-bercak putih di bagian abu-abu dan bercak-bercak hitam di bagian putih. Dengan warna yang demikian, dalam air, diantara gerombolan, hewan-hewan ini sulit dibedakan bila dilihat dari samping.
Pada sejumlah besar ikan terbang terdapat adaptasi yang berupa sirip-sirip yang besar. Ikan-ikan ini lolos dari predator dengan cara mendorong dirinya keluar dari air dan meluncur menggunakan sirip-sirip yang seperti sayap ini dalam jarak yang jauh.
Selain adaptasi seperti di atas, ada beberapa perkembangan struktur morfologi khusus untuk  mempertahankan diri terhadap predator. Kebanyakan adaptasi tersebut berupa perkembangan berbagai duri dan cangkang yang menghambat pergerakan cepat karena menambah hambatan. Namun, hal ini tidak terlalu berpengaruh karena nekton besar merupakan predator utama dalam sistem dan tidak ada atau sedikit nekton lain yang memaksanya.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Nekton adalah kelompok organisme yang tinggal di dalam kolom air, baik di perairan tawar maupun laut. Kata “nekton" diberikan oleh Ernst Haeckel tahun 1890 yang berasal dari kata Yunani (Greek) yang artinya berenang. yang meliputi (biofluidynamics, biomechanics, functional morphology of fluid locomotion, locomotor physiology). Ilmunya disebut Nektology. Orangnya disebut Nektologist.
Karakteristik dari nekton yaitu :
v  Organisme yang dapat bergerak atau berenang dengan keinginan sendiri.
v  Organisme konsumer di daerah pelagik, aktif berenang umumnya invertebrata.
v  Memiliki masa hidup lebih panjang daripada plankton (invertebrata : 1 tahun, ikan : 5 – 10 tahun).
v  Migrasi biasanya berkaitan dengan siklus reproduksi, ikan tuna migrasi dari feedingground ke breeding ground (ribuan kilometer)
Nekton (hewan) laut sebagian besar terdiri dari tiga kelas :
1.   Vertebrata, bentuk kontribusi terbesar, hewan-hewan ini juga didukung oleh tulang atau tulang rawan.
2.   Moluska, merupakan hewan seperti cumi-cumi dan kerang.
3.   Crustacea, adalah hewan seperti lobster dan kepiting.
Faktor–faktor yang mempengaruhi adaptasi nekton :
a.       Salinitas/kadar garam perairan
b.      Kedalaman air
c.       Intensitas cahaya
d.      Kadar oksigen (O2)

B.     Saran
Kita sebagai seorang mahasiswa yang aktif dan kreatif tentunya banyak sekali yang dapat dipelajari dari sebuah kumpulan organisme seperti nekton ini. Pengkajian mengenai organisme ini sangat perlu bagi kelangsungan kehidupan perairan.




DAFTAR PUSTAKA

Nybakken, James W.1992.Biologi Laut. Jakarta: Gramedia
Sudirman dan Achmar Mallawa.2002.Teknik Penangkapan Ikan. Jakarta : Rineka Cipta
www.wikipedia.org/wiki/nekton/.Downloaded on  13 Mei  2012.
www.scribd.com/doc/2437001/nekton/.Downloaded on  13 Mey  2012.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar