Rabu, 25 April 2012

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM INDEKS KEANEKARAGAMAN BENTOS DIEKOSISTEM PERAIRAN


LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN V
INDEKS PERBANDINGAN SEKUENSIAL
KEANEKARAGAMAN BENTOS DI EKOSISTEM PERAIRAN


NAMA                                       : HERIADI
NIM                                            : H41111294
KELOMPOK                            : VI B
HARI/TGL. PERCOBAAN                : KAMIS 29 MARET 2012
ASISTEN                                   : ADAM ARIFIN
                                                                              ANWAR
















LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Air menutupi lebih dari 70% permukaan bumi. Sifat-sifat fisika dan kimia dari air sangat penting dalam dunia ekologi. Panas jenis, panas peleburan laten serta panas penguapan air latennya cukup berperan dalam pengaturan suhu organisme. Air merupakan media pengangkutan yang ideal bagi molekul-molekul melalui tubuh organisme, karena merupakan pelarut yang kuat tanpa menjadi aktif secara kimia. Tegangan permukaan air yang tinggi menyebabkan pergerakan air melewati organisme dan juga bertanggung jawab bagi kenaikan tinggi air tanah. Rapatan air yang nisbi tinggi tidak hanya mendukung bobot tubuh secara sebagian maupun seutuhnya, namun juga memungkinkan hadirnya plankton (Odum, 1994).
Ekosistem perairan dibagi dalam tiga kategori utama yaitu ekosistem air tawar, esturia dan ekosistem air laut. Ekosistem air laut sangat penting bagi kehidupan manusia. Samudera yang menutupi sebagian permukaaan bumi berperan dalam mengatur iklim bumi, atmosfer dan tempat berlangsungnya siklus mineral. Ekosostem esturia merupaka zona peralihan antara air tawar dan air laut yang memiliki sifat tersendiri (Resosoedarmo, 1993).
Penggunaan bentos sebagai indikator kualitas perairan dinyatakan dalam bentuk indeks biologi.  Cara ini telah dikenal sejak abad ke 19 dengan pemikiran bahwa terdapat kelompok organisme tertentu yang hidup di perairan tercemar.  Jenis-jenis organisme ini berbeda dengan jenis-jenis organisme yang hidup di perairan tidak tercemar.  Kemudian oleh para ahli biologi perairan, pengetahuan ini dikembangkan, sehingga perubahan struktur dan komposisi organisme perairan karena berubahnya kondisi habitat dapat dijadikan indikator kualitas perairan (Rosenberg,1993).

I.2 Tujuan Percobaan
            Praktikum ini bertujuan untuk:
1.                  Untuk mengetahui keragaman bentos dalam ekosistem perairan berdasarkan  Indeks Perbandingan Sekuensial.
2.                  Mengenalkan dan melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan yang berhubungan dengan keragaman bentos dalam perairan.

 I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012, pengambilan sampel dilakukan pada pukul 05.30-07.30 WITA, bertempat di danau Universitas Hasanuddin, Makassar dan praktikum dalam laboratorium dilakukan pada pukul 14.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar,Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

            Ekosistem merupakan suatu sistem di alam dimana terdapat hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung ukuran tetapi ditekankan pada kelengkapan komponennya. Berdasarkan atas habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik). Komponen-komponen suatu ekosistem perairan dapat dikenal berdasarkan cara hidupnya yaitu bentos, perifiton, plankton, nekton dan neston. Salah satu komponen yang memiliki variasi organisme yang cukup banyak dalam suatu perairan sangat ditentukan pula oleh jenis substrat dasar, makin bervariasi substrat, makin bervariasi pula organisme yang dapat hidup di dalamnya. Umumnya organisme yang termasuk bentos didominasi oleh hewan-hewan dari kelompok gastropoda, bivalvia, crustaceae, dan annelida (Umar, 2011).
            Ekosistem perairan dibagi dalam tiga kategori utama yaitu ekosistem air tawar, esturia dan ekosistem air laut. Ekosistem air laut sangat penting bagi kehidupan manusia. Samudera yang menutupi sebagian permukaaan bumi berperan dalam mengatur iklim bumi, atmosfer dan tempat berlangsungnya siklus mineral. Ekosostem esturia merupaka zona peralihan antara air tawar dan air laut yang memiliki sifat tersendiri (Resosoedarmo, 1993).
Dalam setiap ekosistem air, jumlah kehidupan binatang berbanding lurus dengan jumlah kehidupan tumbuhan yang ada di dalamnya. Semua bagian utama tanaman dan hewan diwakilik secara baik dalam komunitas perairan. Organisme perairan digolongkan sesuai dengan bentuk dan kebiasaan hidupnya, wilayahnya atau sub habitat sesuai dengan letaknya dalam rantai makanan (Resosoedarmo,1993).
Penggolongan ekologi yang didasarkan pada bentuk kehidupan atau kebiasaan hidup, yaitu (Setiadi,1989) :
1.      Plankton
Plankton adalah organisme yang pergerakannya diatur oleh arus perairan. Cara ideal untuk mempelajari plankton merupakan cara yang tidak hanya memperkirakan jumlah makhluk hidup, namun juga suatu konsentrasi spesies sangat berbeda dalam ukuran. Umumnya plankton hewan  (zooplankton) lebih besar daripada plankton tumbuhan (fitoplankton). Beberapa fitoplankton mempunyai ukuran kurang dari 1/100 mm dan dapat lolos dari jarring-jaring plankton terhalus. Bentuk plankton seperti ini disebut sebagai nano plankton. Bentuk lebih besar yang tertahan oleh jarring-jaring plankton standar disebut plankton jaring atau plankton tersaring (Setiadi, 1989).
2.      Bentos
Bentos merupakan beragam binatang dan tumbuhan yang hidup pada dasar perairan. Nama bentos diberikan pada organisme penghuni dasar. Harus benar-benar diketahui bahwa istilah “bentos” mencakup substrat pada garis pantai, demikian juga kedalaman terbesar dari badan air. Seperti dapat diharapkan, kondisi untuk kehidupan akan beragam tidak hanya pada kedalaman yang berbeda, namun juga dengan sifat fisik substrat, keragama demikian hanya beberapa sifat dapat diketahui. Hewan bentos dibagi berdasarkan cara makannya, yaitu pemakan penyaring, seperti kerang dan pemakan deposit seperti siput (Kimball, 1983).
3.      Nekton
Nekton adalah organisme yang dapat bergerak dan berenang dengan kemauan sendiri (Setiadi, 1989).
4.      Neuston
Neuston adalah organisme yang beristirahat dan pada permukaan perairan (Setiadi, 1989).
5.      Perifiton
Perifiton atau lebih tepat aufwuchs adalah nama yang diberikan pada kelompok berbagai organisme yang tumbuh atau hidup pada permukaan bebas yang melayang dalam air seperti tanaman, kayu, batu dan permukaan yang menonjol (Setiadi, 1989).
Salah satu komponen yang memiliki variasi organisme yang cukup banyak dalam suatu perairan adalah bentos. Keragaman jenis suatu perairan sangat ditentukan oleh jenis substrat dasar, makin bervariasi substrat maka makin bervariasi pula organisme yang hidup di dalamnya. Umumnya organisme yang termasuk bentos didominasi oleh hewan-hewan dari kelompok gastropoda, bivalvia, crustaceae, dan annelida (Umar, 2011).
Bentos sering dijadikan uji parameter terhadap permasalahan lingkungan seperti pencemaran, sebab jenis biota laut tersebut hidup di dasar laut dan cenderung sangat lambat pergerakannya dibandingkan jenis lainnya seperti ikan. Disamping itu bentos sangat sensitif dan peka terhadap suatu perubahan dalam air (Odum, 1994).
Bentos mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrien di dasar perairan.  Montagna menyatakan bahwa dalam ekosistem perairan, bentos berperan sebagai salah satu mata rantai penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen tingkat tinggi (Setiadi, 1989).
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik.  Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos. Kedalaman air mempengaruhi kelimpahan dan distribusi bentos.  Dasar perairan yang kedalaman airnya berbeda akan dihuni oleh bentos yang berbeda pula, sehingga terjadi stratifikasi komunitas menurut kedalaman.  Pada perairan yang lebih dalam bentos mendapat tekanan fisiologis dan hidrostatis yang lebih besar.  Karena itu bentos yang hidup di perairan yang dalam ini tidak banyak (Sumarwoto, 1980).
Untuk mendapatkan data kuantitatif maupun kualitatif, mengenai jenis-jenis hewan yang hidup dalam suatu perairan, hewan tersebut dapat ditangkap dengan menggunakan berbagai kombinasi berbagai macam cara. Mulai dari penangkapan dengan tangan, pinset, jala maupun alat-alat lainnya. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamblan cuplikan bentos untuk tujuan studi kuantitatif dengan menggunakann alat pengeruk yang disebut Eickman Crab (Umar, 2011).
Berbagai jenis bentos ada yang berperan sebagai konsumen primer dan ada pula yang berperan sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang menempati tempat yang lebih tinggi.  Pada umumnya, bentos merupakan makanan alami bagi ikan-ikan pemakan di dasar ("bottom feeder") (Setiadi, 1989).
Untuk mendapatkan data kuantitatif maupun kualitatif, mengenai jenis-jenis hewan yang hidup dalam suatu perairan, hewan tersebut dapat ditangkap dengan menggunakan berbagai kombinasi berbagai macam cara. Mulai dari penangkapan dengan tangan, pinset, jala maupun alat-alat lainnya. Dalam praktikum ini akan dilakukan pengamblan cuplikan bentos untuk tujuan studi kuantitatif dengan menggunakann alat pengeruk yang disebut Eickman Crab (Umar, 2009).
Keberadaan hewan bentos pada suatu perairan, sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, baik biotik maupun abiotik.  Faktor biotik yang berpengaruh diantaranya adalah produsen, yang merupakan salah satu sumber makanan bagi hewan bentos.  Adapun faktor abiotik adalah fisika-kimia air yang diantaranya (Lakitan, 1987):
·         Suhu
·          Arus
·         Oksigen terlarut (DO)
·          Kebutuhan oksigen biologi (BOD)
·          Kimia (COD)
·          Kandungan nitrogen (N)
·          Kedalaman air
Zoobentos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan, serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan. Zoobentos membantu mempercepat proses dekomposisi materi organik (Odum, 1993).
Zona litoral memperlihatkan keanekaragaman yang besar dalam kondisi dasar air. Secara beragam, wilayah dibagi lagi berdasarkan hubungan air atau zone pertimbuhan. Biasanya daerah pinggiran atau tepi air sampai batas akar tumbuhan dianggap sebagai zone litoral. Daerah yang memanjang dari batas terendah akar tumbuhan sampai batas penyusupan sinar matahari dikenal sebagai zone sublitoral. Dengan demikian, terdapat perbedaan yang besar mengenai pendapat dalam pengkelasan zone besar. Setiap zone dalam wilayah litoral memerlukan cara penelitian yang khas dengan menggunakan peralatan yang cocok. Berbagai pengambilan sampel telah dirancang atau dibuat tergantung pada sumber (Lakitan,1987).

        
    




BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
Alat yang digunakan adalah botol sampel, Eickman Crab, ayakan (mess), baskom dan pinset.

III.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah bentos.

III.3 Cara Kerja

Tidak ada komentar:

Posting Komentar