LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN
VIII
POLA
PENYEBARAN INDIVIDU DALAM POPULASI
NAMA : HERIADI
NIM : H41111294
KELOMPOK :
VI B (ENAM)
HARI/TGL. PERCOBAAN
:SABTU / 21 APRIL 2012
ASISTEN
: ADAM ARIFIN
ANWAR
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penyebaran populasi merupakan pergerakan individu ke dalam
atau keluar dari populasi. Penyebaran populasi berperan penting dalam
penyebaran secara geografi dari tumbuhan, hewan atau manusia ke suatu daerah
dimana mereka belum menempatinya. Penyebaran populasi dapat disebabkan karena
dorongan mencari makanan, menghindarkan diri dari predator, pengaruh iklim,
terbawa air/angin, kebiasaan kawin dan faktor fisik lainnya (Umar, 2012).
Informasi kepadatan populasi saja belum cukup untuk memberikan suatu gambaran
yang lengkap mengenai keadaan suatu populasi yang ditemukan dalam suatu
habitat. Dua populasi mungkin dapat mempunyai kepadatan yang sama, tetapi
mempunyai perbedaan yang nyata dalam pola penyebaran spatialnya (tempat).
Kepadatan populasi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh pola penyebaran
populasinya (Umar, 2012).
Perubahan-perubahan dalam jenis habitat juga dapat menyebabkan
perubahan-perubahan dalam pola penyebaran, dan dalam habitat yang sama,
spesies-spesies yang berada biasanya memperlihatkan perbedaan pola penyebaran
(Heddy, 1986).
Untuk mengetahui pola penyebaran individu dalam populasi
dengan menggunakan Indeks Mourisita maka dilakukanlah percobaan ini.
I.2
Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk menentukan pola penyebaran
individu dalam populasi dengan menggunakan Indeks Morisita.
2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam
menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dalam
menghitung pola penyebaran individu dalam populasi.
I.3
Waktu dan Tempat
Percobaan Pola Penyebaran Individu Dalam Populasi ini dilakukan pada hari Sabtu,
tanggal 21 April 2012 pukul 09.00-14.00 WITA, bertempat di Laboratrorium
Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Hasanuddin, Makassar, dan pengamatan dilakukan di Canopy, Biologi,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Struktur suatu komunitas alamiah bergantung pada cara dimana tumbuhan dan hewan
tersebar atau terpencar di dalamnya. Pola penyebaran bergantung pada sifat
fisikokimia lingkungan maupun keistimewaan biologis organisme itu sendiri.
Keragaman tak terbatas dari pola penyebaran demikian yang terjadi dalam alam
secara kasar dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu (Michael, 1994) :
1.
Penyebaran teratur atau seragam, dimana individu-individu terdapat pada tempat
tertentu dalam komunitas. Penyebaran ini terjadi bila ada persaingan yang keras
sehingga timbul kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.
2. Penyebaran secara acak (random), dimana
individu-individu menyebar dalam beberapa tempat dan mengelompok dalam tempat
lainnya. Penyebaran ini jarang terjadi, hal ini terjadi jika lingkungan
homogen.
3. Penyebaran berkelompok/berumpun
(clumped), dimana individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan
sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Pola ini umumnya dijumpai di
alam, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.
Dari ketiga kategori ini, rumpun/berkelompok adalah pola
yang paling sering diamati di lam dan merupakan gambaran pertama dari
kemenangan dalam keadaan yang disukai lingkungan. Pada tumbuhan penggerombolan
disebabkan oleh reproduksi vegetatif, susunan benih lokal dan fenomena lain.
Dimana benih-benih cenderung tersusun dalam kelompok. Pada hewan-hewan tingkat
tinggi, agregasi dapat disebabkan oleh pengelompokan sosial. Penyebaran seragam
sering terjadi di alam baik diantara hewan-hewan tingkat rendah dimana adanya
seekor hewan tidak memberikan pengaruh terhadap adanya hewan lain dengan jenis
yang sama. Pada tumbuhan, penyebaran acak seperti ini adalah umum dimana
penyebaran benih disebabkan angin (Michael, 1994).
Populasi dapat konstan dapat pula berfluktuasi atau dapat
pula meningkat atau menurun terus. Perubahan-perubahan demikian merupakan fokus
utama ekologi populasi. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh empat faktor
yang saling mempengaruhi, yaitu kelahiran (natality), kematian (mortality) dan
migrasi (emigrasi dan imigrasi) (Mc Naughton, 1990).
Migrasi musiman tidak hanya memungkinkan pendudukan
daerah-daerah yang akan tidak baik dalam ketiadaan migrasi tetapi juga
memungkinkan binatang-binatang memelihara laju rata-rata kepadatan dan kegiatan
yang lebih tinggi. Populasi ynag tidak bermigrasi sering kali harus menjalani
pengurangan kepadatan yang luar biasa atau melakukan semacam bentuk dorman
selama periode yang tidak baik. Orientasi dan navigasi migrasi-migrasi jarak
jauh merupakan lapangan penelitian dan teori-teori yang sangat populer, tetapi
masih sedikit yang dimengerti (Odum, 1993).
Penyebaran membantu natalitas dan mortalitas di dalam memberi wujud bentuk
pertumbuhan dan kepadatan populasi. Di dalam kebanyakan kasus beberapa individu
atau hasil-hasil refroduktifnya secara tetap meninggalkan atau memasuki
populasi (Odum, 1993).
Secara umum populasi dapat dianggap sebagai suatu kelompok organisme yang terdiri
atas individu-individu yang tergolong dalam satu jenis atau varietas, ekotipe,
atau satu unit taksonomi lain yang terdapat pada suatu tempat. Populasi
memiliki karakteristik yang khas untuk kelompok yang tidak dimiliki oleh
masing-masing dari anggotanya. Karakteristik ini antaralain adalah kepadatan,
natalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian), potensi biotik,
penyebaran umur dan bentuk pertumbuhan (Resosoedarmo, 1990).
Natalitas dan mortalitas menentukan pertumbuhan populasi. Populasi tumbuh
apabila natalitas melebihi mortalitas. Dalam suatu daerah atau ekosistem,
pertumbuhan dipengaruhi oleh imigrasi dan emigrasi (Resosoedarmo, 1990).
Populasi sebagai suatu individu yang dinamis dapat bertumbuh dalam perjalanan
ruang dan waktu. Penanaman populasi dapat mengalami kenaikan atau penyusutan
kepadatannya, tergantung pada kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidupnya.
Bila daya dukung lingkungan tidak mendukung suatu kepadatan populasi, maka
kepadatan populais dapat mengalami penyusutan, sebaliknya jika daya dukung
lingkungan itu menunjang, sehingga kebutuhan populasi akan makanan, habitat
serta kebutuhan lain terpenuhi maka akan meningkatkan populasi. Dengan kata
lain adanya interaksi-interaksi antar individu di dalam populasi itu maupun
dengan individu lain dari luar populasi maka populasi merupakan suatu kesatuan
yang dinamis yang dikenal dengan istilah seleksi alam (Resosoedarmo, 1990).
Terdapat dua cirri dasar dari suatu populasi yaitu cirri biologi, yang
merupakan ciri yang dipunyaioleh suatu individu pembangun populasi itu, serta
cirri statistic yang merupakan cirri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
dari individu-individu. Seperti halnya suatu individu organisme suatu populasi
pun memiliki struktur dan organism tertentu, yang sifatnya ada yang konstan ada
pula yang mengalami perubahan sejalan dengan waktu, memiliki ontogeny atau
sejarah perkembangan kehidupan, dapat dikenai dampak faktor-faktor lingkungan
dan dapat memberikan respon terhadap faktor-faktor lingkungan (Heddy,
1986).
Ruang dan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan jenis untuk hidupnya
berpengaruh terhadap pertumbuhan populasi. Pertumbuhan cenderung untuk melaju
terus dengan cermat apabila ruang dan bahan-bahan berlimpah, dan akan mundur
apabila kedua faktor tersebut berkurang yang kemudian akan mendatar bila
ruang dan bahan-bahan menjadi terbatas (Heddy, 1986).
Penyebaran populasi dalam suatu ekosistem dapat terjadi melalui tiga pola yaitu
(Umar, 2012) :
1.
Emigrasi, yaitu pergerakan individu keluar daerah populasinya ke tempat lainnya
dan tinggal secara permanen.
2.
Imigrasi, yaitu pergerakan individu dari suatu daerah populasi lainnya dan
tinggal secara permanen.
3.
Migrasi, yaitu pergerakan secara dua arah suatu individu dari suatu daerah ke
daerah populasi lainnya secara periodik.
Penyebaran individu-individu di dalam populasi dapat
menyebar dalam tiga pola yaitu (Umar, 2012) :
1.
Acak, yaitu terjadi apabila keadaan lingkungan relatif homogen.
2.
Teratur/seragam, yaitu terjadi apabila ada persaingan yang keras di antara
individu dalam populasinya.
3.
Kelompok, yaitu terjadi apabila kebutuhan yang sama akan faktor lingkungan.
Pola penyebaran seragam jarang terdapat pada populasi alami.
Yang mendekati keadaan demikian adalah apabila terjadi penjarangan akibat
kompetisi antara individu yang relatif ketat. Pola penyebaran acak terjadi
apabila kondisi lingkungan bersifat seragam dan tidak adanya kecenderungan
individu untuk bersegresi. Pada umumnya penyebaran acak dari hewan relatif
jarang dijumpai di alam. Kelompok-kelompok ini terjadi akibat respon individu
terhadap kondisi-kondisi local, perubahan cuaca harian atau musiman, proses
dari perkembangan seperti atraksi seksual untuk membentuk pasangan kawin
ataupun kelompok induk-anak, serta atraksi social yang merupakan agregasi aktif
dan individu membentuk suatu organisasi atau koloni tertentu, seperti pada
berbagai serangga atau hewan vertebrata tertentu (Heddy, 1986).
Suatu populasi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh
individu-individu yang membangun populasi tesebut. Kekhasan dasar suatu
populasi yang menarik bagi seorang ekolog adalah ukuran dan rapatannya. Jumlah
individu dalam populasi mencirikan ukurannya dan jumlah individu populasi dalam
suatu daerah atau satuan volume adalah rapatannya. Kelahiran (Natalitas),
kematian (mortalitas), yang masuk (imigrasi), dan yang keluar (emigrasi) dari
anggota mempengaruhi ukuran dan rapatan populasi. Kekhasan lain dari populasi
yang penting dari segi ekologi adalah keragaman morfologi dalam suatu populasi
alam sebaan umur, komposisi genetik dan penyebaran individu dalam populasi
(Odum, 1993).
Dalam ekologi dipelajari hubungan atau interaksi antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Pada suatu macam habitat dapat hidup
berbagai macam oganisme yang saling mempengaruhi sehingga terjadi interaksi
antara populasi dari suatu spesies dengan populasi dari lain spesies yang
disebut interaksi interspesifik. Beberapa fenomena ekologis yang paling spektakuler
adalah interaksi spesifik dan interaksi obligat antara populasi yang berbeda
secara taksonomi. Komunitas ekologi tesusun oleh beberapa populasi yang
berinteraksi pada tingkat yang bervariasi. Interaksi potensial bervariasi mulai
dari interaksi yang bersifat netral, dimana dua populasi hidup bersama-sama
dengan lingkungannya (Heddy, 1986).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1
Alat
Alat yang digunakan adalah plot dengan ukuran 30 cm x 30 cm, dan alat tulis
menulis.
III.2
Bahan
Bahan yang digunakan adalah hewan disekitar areal pengamatan
sebagai objek penelitian.
III.3
Cara Kerja
Cara kerja dari percobaan ini adalah :
a. Metode plot acak
1. Dipilih satu areal komunitas yang akan
diamati.
2. Dilemparkan plot berukuran 30 cm x 30
cm ke area tersebut tanpa melihat daerah yang akan didarati plot.
3. Dilihat semua hewan yang ada didalam
plot.
4. Dilakukan pengamatan sebanyak 10 kali pada
pelemparan plot di tempat berbeda, kemudian selanjutnya dilakukan perhitungan
di Laboratorium.
b. Metode plot sistematis
1.
Dipilih
satu areal komunitas yang akan diamati.
2.
Diletakkan
plot berukuran 30 cm x 30 cm didasar area tersebut dengan cara yang berurutan.
3.
Dilihat
semua hewan yang ada didalam plot.
4.
Dilakukan
pengamatan sebanyak 10 kali dengan plot di letakkan berdampingan dengan plot
yang sebelumnya, kemudian selanjutnya dilakukan perhitungan di Laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Heddy, S. ,
1986, Pengantar Ekologi, CV Rajawali, Jakarta.
Mc Naughton, S.
, 1990, Ekologi Umum, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Michael, P. E. , 1994, Metode
Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Odum, Eugene, 1993, Dasar-Dasar
Ekologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Resosoedarmo, S. , 1990, Pengantar
Ekologi, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Umar, M.
Ruslan, 2012, Penuntun Praktikum Ekologi Umum, Laboratorium Ilmu
Lingkungan dan Kelautan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar